Burung Trulek Mendekati Kepunahan
Berkurangnya lahan basah di Indonesia membuat keberadaan jenis burung air mengkhawatirkan. Salah satunya adalah Trulek Jawa (Vanellus Macropterus). Burung yang hidup di Pulau Jawa (endemik) ini, dikhawatirkan mendekati kepunahanan.
Kata Dwi Mulyawati, Biodiversity Officer Burung Indonesia, terakhir kali burung langka ini terlihat tahun 1939 di Pantai Meleman, Pesisir Selatan Jawa. "Sejak itu, tidak pernah tercatat lagi kehadirannya."
Terkait peringatan Hari Lahan Basah Sedunia, 2 Februari lalu, Indonesia memiliki 6 Ramsar Site (situs Ramsar) yang merupakan kawasan yang ditetapkan untuk melindungi kelestarian dan fungsi lahan basah di dunia. "Tentu ini menjadi angin segar bagi perlindungan burung lahan basah di Indonesia," kata Ferry Hasudungan, Wetland International Indonesia Programme.
"Keenamnya adalah Taman Nasional Berbak (Jambi), Taman Nasional Sembilang (Sumatera Selatan), Tamam Nasional Rawa Aopa Watumohai (Sulawesi Tenggara), Taman Nasional Danau Sentarum (Kalimantan Barat), Taman Nasional Wasur (Papua), dan Suaka Margasatwa Pulau Rambut (DKI Jakarta)."
Berkurangnya lahan basah kata Muhammad Irham, peneliti burung dan Kepala Laboraturium Ornitologi LIPI, mengakibatkan sekitar 56 jenis burung lahan basah di Indonesia terancam punah. "Yang paling terancam punah itu memang Trulek Jawa. Sebenarnya kalau sudah 20 tahun tidak tampak keberadaannya bisa masuk daftar punah."
Biodiversity Officer Burung Indonesia
,
burung
,
burung langka
,
Hari Lahan Basah Sedunia
,
jenis burung air
,
Pantai Meleman
,
Pesisir Selatan Jawa
,
Pulau Jawa (endemik)
,
Trulek Jawa (Vanellus Macropterus)
No comments
:
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment