Pohon Menangis Mirip Sosok Wanita

Warga Tarumajaya dihebohkan dengan adanya penampakan sebatang pohon mirip sosok wanita. Jika dilihat dari jauh akan tampak jelas, bahkan di waktu malam dikabarkan sering menangis meminta tolong.

Hal ganjil itu pertama kali ditemukan 4 hari lalu oleh Zidan (9) di belakang Masjid Mujahidin. Tampak seperti sosok wanita dalam posisi mengangkat kedua tanyannya ke atas. 

Temuan pohon mirip wanita tersebut langsung tersebar luas, orang-orang berdatangan untuk melihatnya. Bahkan saking banyaknya pengunjung, warga sekitar memanfaatkannya untuk membuka lahan parkir.

Namun, warga yang datang kecewa lantaran pohon tersebut ditebang oleh anak H Rais, tempat pohon itu tumbuh. Alasannya khawatir menjurus pada kemusyrikan. (Ryp)


Ketika Pohon Menangis
Pernahkah kamu mendengar suara isak tangis pohon di dekat rumah kamu? Jika kamu mengatakan “pernah”, mungkin orang lain akan menganggap kamu kurang waras alias gila. Bagaimana mungkin pohon mampu mengeluarkan suara tangisan? Apakah pohon memiliki pita suara layaknya manusia? Bukan, yang saya maksud bukan demikian. Pohon memang sedang menangis. Lebih tepatnya menangisi kelalaian kita sebagai makhluk hidup yang paling sempurna.


Coba kita artikan kata “menangis” dalam arti luas. Pada dasarnya menangis adalah kata kerja yang muncul akibat adanya tekanan perasaan senang maupun sedih. Ketika seorang manusia mengalami suatu hal yang menyenangkan, maka salah satu wujud ekspresinya adalah dengan tangis bahagia. Begitu juga dengan kesedihan, seringkali kita melampiaskannya dengan tangis kekecewaan.

Apa yang kita rasakan ketika menangis? Jika dihadapkan pada pilihan tangis bahagia dan tangis kekecewaan, mana yang akan kita pilih? Tentunya kita menjawab tangis bahagia. Tidak ada manusia yang lebih menyukai kesedihan daripada kebahagiaan. Karena manusia mempunyai mimpi yang sama yaitu hidup bahagia.

Nah, sekarang bagaimana jika pilihan tersebut kita berikan kepada sebuah pohon yang merupakan makhluk hidup lain yang ada di sekitar kita? Tentunya ia pun akan memilih pilihan yang sama dengan kita. Namun apa yang terjadi sekarang? Seakan manusia hanya memberikan satu pilihan kepada pohon-pohon yang melindungi kita dari panas dan hujan. Pohon-pohon yang memberikan kesejukan dan kehangatan. Serta pohon-pohon yang menyegarkan dan meneduhkan. Ya, hanya pilihan tangis kekecewaan yang kita hadapkan kepada mereka.

Jika pohon-pohon tersebut bisa berbicara mungkin ia akan berkata,

Wahai manusia yang halus hatinya, tegakah engkau melihat kami dibunuh dengan keji? Demi memenuhi kebutuhan hidup kalian, kami dikorbankan tanpa berdaya.. Tahukah kalian apa yang akan terjadi jika kami punah dan binasa? Tahukah kalian akibat jika tak ada lagi satu pohon pun di bumi yang kalian tempati ini.. Sesunguhnya tak kan ada kehidupan apabila kami punah.. Tak kan ada lagi yang meneduhkan kalian dari kehebatan cahaya matahari.. Tak kan ada lagi yang menghalangi kalian dari air yang mengalir.

Dan tak ka nada lagi yang menahan tanah yang akan menerpa kalian.. Sudahkah kalian memikirkan itu semua sebelum memikirkan isi perut belaka? Ataukah kalian sudah mati rasa akan kepedulian terhadap anak cucu nantinya? Begitu egonya kah kalian sebagai makhluk yang paling sempurna? Jika ya, Tuhan pasti kan kecewa kepada makhluk yang bernama manusia..

Sungguh sebuah keironisan apabila kita tak bisa menyandingkan keselarasan antara makhluk hidup yang ada di dunia ini. Ingatlah bahwa pohon-pohon itu memiliki andil besar dalam menjaga kesehatan bumi. Karena mereka adalah paru-paru dunia. Bumi ini akan sesak jika kita terus merusak alat pernafasannya. Dan kita pasti akan ikut merasakan penderitaanya. Apakah kita akan berhenti setelah penderitaan itu berlalu? Ataukah kita akan menghentikannya sebelum merasakannya?

Jika bukan kita yang merawatnya, siapa lagi? Mari hijaukan bumi ini!
No comments :

No comments :